Minggu, 29 Desember 2013

Pentingnya Meningkatkan Motivasi Belajar pada Anak



Oleh Amalia Kiki Rahmawati
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang


Abstrak
Sebagai langkah untuk mencapai suatu tujuan tertentu seseorang pastinya membutuhkan dorongan atau yang bisanya disebut dengan motivasi. Dengan adanya motivasi segala sesuatu akan jauh lebih mudah untuk dilakukan, begitu juga dengan seorang anak. Agar ia lebih bersemangat dalam belajar, haruslah ada motivasi tertentu yang mendorongnya. Tapi, kenyataannya anak-anak jaman sekarang kurang memperdulikan arti penting motivasi. Sedang dari pihak keluarga pun kurang mengerti arti pentingnya motivasi terhadap anaknya, sehingga intensitas motivasi yang dimiliki atau diterima oleh anak juga belum maksimal. Disinilah peran sekolah sangat dibutuhkan. Karena sekolah merupakan tempat membentuknya suatu karakter, bakat dan minat yang itu dapat terwujud apabila ada peran suatu motivasi tertentu di dalamnya. Jika hal itu sudah terlaksana dengan baik, diharapkan anak akan lebih termotivasi sehingga mereka dapat giat belajar dan dapat menyalurkan bakat atau minatnya yang itu bisa bermanfaat untuk masa depannya kelak. Maka dari itu dibutuhkan usaha dan dukungan dari berbagai pihak entah itu guru, keluarga maupun lingkungan untuk lebih meningkatkan pentingnya motivasi belajar pada anak.

Kata kunci : motivasi, belajar, anak-anak, sekolah, keluarga

A.    Pendahuluan
Disini saya mengambil permasalahan yang terfokuskan pada keadaan yang dialami oleh anak pada umumnya. Terutama terhadap keadaan psikisnya, yaitu salah satunya keadaan dimana ia mendapatkan motivasi dari berbagai sudut. Dari dalam dirinya sendiri, keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang ditempatinya.
            Tapi seringkali terkadang anak yang sudah termotivasi pun masih saja melakukan hal-hal negatif. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari luar supaya ia meniru dan melakukan hal negatif tersebut. Maka dari itu untuk mempertahankan jati diri butuh pemahaman agama yang kuat, supaya dapat terhindar dari pengaruh luar yang negatif. Pemantauan orang tua pun dirasa perlu untuk perkembangan anak agar anak tumbuh dewasa secara baik dan terpantau aktifitasnya yang baik pula.
            Selain dari keluarga, pihak sekolah juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya, agar siswa dapat belajar dengan semangat dan selalu berbuat yang positif. Tetapi maih sering kita temui siswa bolos belajar. Bolos berarti mangkir pada saaat pelajaran berlangsung. Mereka nongkrong di warung dekat sekolah. Bahkan dengan pakaian seragam sekolah, dan ada yang berkeliaran di tempat umum. Ketika ditanya dengan enteng mereka menjawab, bosan belajar! Ternyata yang mereka maksud, bosan belajar dengan guru atau mata pelajaran tertentu.
Kebosanan dalam belajar merupakn salah satu masalah rendahnya motivasi dalam diri siswa. Ini sangat jelas akan merugikan siswa. Oleh sebab itu, guru dan orang tua perlu kepeduliannya tentang keadaan siswa yang bolos ini. Setelah itu mencari solusi yang terbaik agar siswa tidak bolos lagi dan tidak bosen belajar. Terkadang perselisihan antara anak, orang tu, dan guru sulit untuk terpecahkan. Disinilah titik berat permasalahannya.
Selanjutnya, kesulitan belajar juga merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pertanyaan. Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Disisi lain, seorang pacar juga bisa turut andil dalam mempengarui motifasi belajar. Ada yang bisa memanfaat secara baik-baik, ada juga yang justru membuat perkara terhadap dirinya sendiri. Tetapi, sering kali hal ini kadang malah membuat buyar pemikiran anak. Dimana ia harusnya termotifasi dengan baik mengenai pendidikannya, tetapi ia malah memikirkan hal-hal yang sekiranya itu tidak penting. Disini ia mendapatkan suatu beban masalah yang itu justru membuat fatal pikiran anak tersebut.
Dari berbagai kendala, pengaruh, bahkan sampai ancaman pun motivasi yang paling berperan penting dan sangat dibutuhkan sebenarnya ada pada diri masing-masing. Berikut saya akan membahas mengenai perpecahan masalah-masalah yang sudah disebutkan tadi.
Salah satu titik perhatian pihak yang bersangkutan dengan pendidikan anak adalah motivasi. Bagaimana anak kembali termotivasi untuk belajar. Ini perlu tindakan nyata. Mengapa titik motivasi yang perlu menjadi perhatian? Karena dengan adanya motivasi dapat memicu siswa/anak didik untuk semangat dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, maka siswa/anak didik dapat dengan mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Selain dari pada itu, dengan adanya motivasi juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa/anak didik sehingga anak akan terdorong untuk bertanya dan mencari tahu tentang materi tersebut.
Campur tangan dan pengaruhnya masyarakat beserta lingkungan sekitarnya juga dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan motivasi anak. Dan ini tidak ada sekat atau larangan keras untuk memberi dan menerima asupan motivasi dari pihak luar. Oleh sebab itu, disini yang dibutuhkan adalah kuatnya pendirian dan motivasi dari keluarga supaya tidak salah ketika anak mendapatkan motivasi dari luar.
Sesuai dengan kasus atau permasalah pada peristiwa sebelumnya, disini akan dijelaskan berdasarkan segi umunya. Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakangi penyebabnya. Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya. Selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadi masalah yang sesungguhnya, karena masalah belajar cenderung sangat kompleks.
Berikutnya pembahasan kasus yang terakhir. Sebenarnya saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa sannya pacar juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi seorang anak. Mungkin ada, tapi itu sangat minim pengaruhnya, Saya lebih terpacu dan percaya terhadap motivasi yang timbul dari diri sendiri. Karna yang terpenting timbulnya motivasi sesungguhnya itu berasal dari dalam diri kita masing-masing. Tinggal bagaimana kita menciptakan dan memprakterkan dikehidupan nyata kita. Sehingga motivasi tersebut menciptakan sesuatu yang dapat  meningkatkan semangat pada diri kita sendiri.
Lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif. (Lindgren, 1967 : 55)
Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.
Dari hasil penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang banyak jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih rendah daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang jumlah anaknya sedikit. (Belmon dan Morolla, 1971 : 107)
B.     Latar  Belakang Motivasi dan Belajar

Kata motif sebagai daya upaya mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu, sebagai daya penggerak dari dalam untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan, sebagai kesiapan kesiagaan, bahkan sebagai daya penggerak untuk aktif dalam kebutuhan mencapai tujuan. Berikut pandangan dari berbagai tokoh:
No.
Nama Tokoh
Pandangan Tokoh Mengenai Motivasi
1.
Mc. Donald
Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
2.
Oemar Hamalik
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktifitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
3.
Huitt, W. (2001)
Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) Kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) Keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.
4.
Thursan Hakim (2000 : 26)
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
5.
Sudarwan Danim (2004 : 2)
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Jadi pada intinya motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu kegiatan dengan baik. Dengan demikian, motivasi belajar merupakan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati.  Bagi siswa, motivasi itu diibaratkan bahan bakar sebuah kendaraan. Tidak akan berarti betapapun bagusnya mesin dan halusnya penyetelan kalau tidak memiliki bahan bakar! Bahan bakar menjadi unsur vital bagi sebuah kendaraan. Begitu pula halnya dengan motivasi bagi siswa untuk belajar. Motivasi inilah yang menggerakkan mereka untuk belajar.
Motivasi seseorang dapat bersumber dari: Pertama, motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Dalam hal ini motivasi internal mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi.Contoh: seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Kedua, motivasi Ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Contoh: jika siswa belajar dengan hasil sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh ”peringatan an hukuman” dari guru atau orang tua.
Sedangkan pengertian belajar ialah suatu proses usahayang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1982 : 52)
Belajar adalah sesuatu yang terjadi di benak seseorang di dalam otaknya, jadi belajar merupakan suatu proses dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar yang menginginkan adanya perubahan tingkah laku secara konstruktif. Guru harus senantiasa berusaha agar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan memberikan motivasi yang cukup kepada peserta didik. (Robert M. Gagne, 1967 : 82)
Jadi pengertian belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari pengalamannya sendiri maupun dari interaksi dengan lingkungannya, baik secara formal, informal maupun non formal.
Jadi yang dimaksud dengan motivasi belajar yaitu  kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
C.    Teori-teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori penetapan sasaran.
Pertama, Teori Motivasi Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Kebutuhan berupa berikut: (1)Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya), (2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya), (3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki), (4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan), (5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) (Abraham Maslow, 1943-1970).
Kedua, Teori Motivasi Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik) (Herzberg, 1966).
Ketiga, Teori Motivasi Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer sebagai berikut: a.) karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja b.) karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan c.) Karyawan akan menghindari tanggung jawab d.) Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja e.) Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y : pertama karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain, kedua Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran, ketiga Rata rata orang akan menerima tanggung jawab, -Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif (Douglas McGregor).
Keempat, Teori Motivasi Vroom tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: (1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas, (2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu), (3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan (Vroom, 1964).
Kelima, Clayton Alderfer ERG mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi (Clayton Alderfer ERG).
Dari teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Pemenuhan kebutuhan biasanya dilakukan selangkah demi selangkah mulai dari terendah sampai tertinggi tetapi tidak demikian jika menurun. Jadi munculnya bentuk motivasi itu berbeda-beda, tergantung keadaan yang kita alami saat itu juga. Biasanya seseorang termotivasi saat keadaannya senang dan menyenangkan, dengan munculnya itu seseorang akan dengan sendirinya termotivasi dengan pelan.
D.    Kebutuhan Motivasi Belajar

Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya menyebabkan si subjek belajar itu merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
Melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya factor-faktor kebutuhan boilogis, instink, unsure-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan manusia. Motivasi juga dapat selalu berakiatan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada sesuatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidka serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu kepuasan. Kalau sudah seimbang dan terpenuhi pemuasannya berarti tercapailah suatu kebutuhan yang diinginkan. Keadaan tidak seimbang atau adanya rasa tiadk puas itu, diperlukan motivasi yang tepat. “ Dissatisfatction is essential element in motivation”. Kalau kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan timbul tuntutan kebutuhan yang baru. Hal ini menunjukkan kebuuthan manusia bersifat dinamis, berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia pada suatu saat tertentu yang menarik, diinginkan dan dibutuhkannya pada suatu saat tertentu, mungkin waktu lain tidak lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi.
Moragan 1967 (dalam S. Nasution 2007), dikatakan bahwa menusia hidup itu memiliki berbagai kebutuhan:  (1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas. Hal ini bagi anak sangat penting, akrena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dnegan hakikat anak. Activities in it self pleasure. Hal ini dapat di hubungkan bahwa suatu kegiatan akan berhasil bila suatu pekerjaan atau belajar jika disertai dengan rasa gembira. (2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbauat sesuatu demi kesenangan orang lain. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, misalanya anak-anak apabila diberikan motivasi untuk melakukan sesautu pekerjaan/belajar untuk orang yang disukainya. (3) Kebutuhan untuk mencapai hasil. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dikembangkan unsure Rein forcement. Pujian atau reforcement ini harus selalu diakitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal, sehingga ada “sense of success”.  Apabila hasil pekerjaan atau usaha belajar itu tidak dihiraukan orang lain, guru atau orang tua misalanya, boleh jadi kegiatan anak menjadi berkurang. (4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan. (S. Nasution 2007).
McClelland mengatakan bahwa manusia mempunyai tiga kebutuhan yang akan memotivasinya dalam melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan itu adalah Needs of Achievement (N-ACH), Needs of Power (N-POW), dan Needs of Affiliation (N-AFF). Penjelasannya sebagai berikut, orang-orang yang mengutamakan N-ACH adalah mereka yang membutuhkan pengakuan dari orang disekitarnya, maka orang ini adalah pengejar prestasi dan eksistensi, untuk orang-orang yang mengutamakan N-POW adalah mereka yang mengejar kekuasaan, mereka senang bila berkuasa dan lebih hebat daripada yang lain, dan orang-orang yang mengutamakan N-AFF adalah mereka yang cukup hanya berteman dengan banyak orang. Masing-masing individu membutuhkan tiga motivasi ini, hanya saja kadar keutamaan yang dibutuhkan berbeda-beda. Tak terkecuali pelajar SMA, di usia mereka yang belum dewasa, di masa-masa perkembangan kemandirian dan identitas mereka, pelajar memiliki emosi yang sangat labil. Apalagi para pelajar yang hanya mengandalkan pendidikan formal bangku sekolah.
E.     Upaya Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu ada dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, makan guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar.
Motivasi belajar merupakan segi kewajiban psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya: (a) Cita-cita atau inspirasi siswa. Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauanb ergiat, bahkan kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri. (b) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (c) Kondisisiswa. Kondisisiwa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar. (d) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. (e) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Oleh sebab itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. (f) Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru adalah pendidik yang berkembang. Sebagai pendidik, pertisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan salah satu upaya membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
F.     Kesimpulan
Motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang untuk bergerak melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Jadi motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa atau individu untuk belajar. Peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam peningkatan motivasi siswa. Pembentukan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk belajar sangat di butuhkan oleh siswa. Dengan mengetahui perbedaan motivasi siswa di harapkan guru dapat berperan sesuai kebutuhan siswa. Maka dari itu dibutuhkan usaha dan dukungan dari berbagai pihak entah itu guru, keluarga maupun lingkungan untuk lebih meningkatkan pentingnya motivasi belajar pada anak.
G.    Referensi
Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Hamalik Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Siswono Joko. 2010. Dalam Perkuliahan Psikologi Belajar tentang ”Definisi Belajar dan Motivasi”. Semarang.
Drs. Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Pendidikan tentang “Macam-macam Motivasi Belajar”. Semarang: UNNES

H.    Referensi Media Massa
Anonim. 2013. “Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli” diunduh dari (http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-definisi-fungsi-jenis-sifat-teori-ciri/) pada 6 November 2013
Fuddin. 2008. “Psikologi Pendidikan” (http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-pendidikan/) pada 6 November 2013
Anonim. 2013. “Macam-macam Motivasi Belajar” diunduh dari (http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/) pada 6 November 2013
Whandi. 2010. “Pengertian Belajar” diunduh dari (http://whandi.net/pengertian-belajar.html. Diakses 7 November 2010) pada 9 November 2013
Anonim. 2013. “Motivasi Dan Bimbingan Dalam Belajar” diunduh dari (http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/motivasi-dan-bimbingan-dalam-belajar/)  pada 6 November 2013
Sambeng, Agus. 2010. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi” diunduh dari (http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/upaya-guru-dalam-meningkatkan motivasi.html) pada 10 November 2013
Anonim. 2013. “ Pentingnya Motivasi Dalam Belajar” diunduh dari (http://coretanseribupena.blogspot.com/2012/05/pentingnya-motivasi-dalam-belajar.html) pada 10 November 2013
Elyanta. 2012. “Landasan Teori Motivasi” diunduh dari (http://elyanta.wordpress.com/2012/11/02/landasan-teori-motivasi/) pada 10 November 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar