Minggu, 29 Desember 2013

Pengaruh Jejaring Sosial pada Anak Usia Sekolah




Oleh Rizki Hermawan
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
rizkvjanm@gmail.com


Abstrak

            Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,membuat kehidupan aktivitas manusia juga berubah. Dulu dengan telepon atau SMS sudah bisa. Semakin majunya teknologi, kini dikenal juga adanya internet, yang tentunya semakin memudahkan komunikasi antar manusia di manapun mereka berada. Di internet kini yang terkenal adalah jejaring sosial yang sedang populer di masyarakat dunia. Jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah facebook dan twitter. Yang penggunanya sudah mencapai jutaan orang diseluruh dunia. Di Indonesia banyak yang menggunakan facebook dan twitter. Penggunanya sendiri banyak yang berumur kurang dari 15 tahun dan mereka adalah anak usia sekolah. Tentunya diumur anak sekolah pasti akan berpengaruh pada mereka. Itulah tujuan dari artikel ilmiah akademik ini, untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah dan untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan jejaring sosial tersebut. Menurut kajian pustaka yang telah dilakukan, menunjukkan banyaknya pengaruh negatif daripada pengaruh positif dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah. Seperti banyaknya kasus penculikan, pemerasan, penipuan, dan yang mengkhawatirkan untuk anak sekolah adalah lupa akan waktu belajar, tidak bisa membagi waktu antara belajar dan membuka jejaring sosial. Selalu dekat dengan Tuhan, berhati-hati, jangan tergoda dengan yang ditawarkan di internet, mengatur waktu dengan baik, itulah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari jejaring sosial.
                                                                                                                                 
Kata kunci : pengaruh, jejaring sosial, dampak positif, negatif, mengatasi dampak, anak usia sekolah.


1.    Pendahuluan
Zaman yang semakin maju, membuat perkembangan teknologi juga semakin maju. Sekarang jarak bukan lagi alasan untuk tidak memberi kabar. Mulai dari telepon, Short message service (SMS) kini semakin mudah dan murah. Tak hanya telepon dan SMS, kini internet juga semakin murah, banyak dari penyedia layanan komunikasi berlomba untuk menjadi yang semakin murah. Indonesia sendiri termasuk salah satu  pengguna internet terbesar didunia.

Semakin berkembanganya internet, membuat juga banyak cara yang bisa digunakan untuk   berkomunikasi. Dulu kita mengenal email, lalu ada yahoo mesenger, e buddy, dan lain-lain. Kini semakin berkembang lagi, banyak aplikasi di internet yang bisa membuat kita saling berkomunikasi. Aplikasi-aplikasi ini kemudian disebut dengan jejaring sosial. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilaivisiidetemanketurunan, dan lain-lain.
           
Jejaring sosial kini banyak digunakan oleh pengguna internet didunia. Yang paling banyak digunakan adalah facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Menurut suaramerdeka.com “Indonesia berada di urutan empat pengguna facebook di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India. Data ini sebagaimana dikeluarkan Socialbakers (2013), yang menyebutkan jagad dunia maya masyarakat Indonesia termasuk salah satu sumber penetrasi terbesar”. Hal itu disampaikan M Sya’roni Rofi’i, lulusan magister pada Ilmu Hubungan Internasional Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang kini tengah menempuh studi doktoral (S-3) di jurusan Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Marmara University, Istanbul, Turki. Fakta besarnya penetrasi publik Indonesia di jagad maya ini dipaparkannya dalam International Communication Student Congress (ISCSC) 2013 bertajuk ‘’Media, Youth and Their Future’’ akhir Maret lalu.

Menurut wikipedia.com facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012, facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif. Facebook didirikan oleh  Mark Zuckerberg  bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas HarvardEduardo SaverinAndrew mccollumDustin Moskovitz dan Chris Hughes. Seiring berjalannya waktu facebook kemudian dikenal banyak orang diseluruh dunia. Facebook sendiri mempunyai syarat bagi pengguanya, yaitu minimal berusia 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.

Banyaknya anak usia sekolah yang menggunakan jejaring social facebook dan lain-lain, pasti akan berpengaruh dengan prestasi sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. Tak sedikit anak usia sekolah yang menggunakan jejaring sosial menyebabkan kekhawatiran bagi orang tua. Seperti yang dilansir oleh okezone.com  jumat, (22 oktober 2010) khawatir FB, ratusan orang tua lapor ibu menteri, para ibu itu khawatir dengan berita kasus penculikan yang kembali marak. Memang semenjak adanya jejaring sosial, banyak terjadi kasus penculikan yang terjadi di Indonesia. Kebanyakan korbannya adalah remaja putri. Dan kasus itu berakhir dengan pemerkosaan bahkan pembunuhan. Itu semua disebabkan karena teralu percayanya sang korban dengan orang yang baru dia kenal melewati dunia maya yaitu jejaring sosial.

Seperti yang terjadi di gresik jawa timur, situs jejaring sosial facebook (FB) makan korban. Kali ini menimpa Novi (14), siswa sekolah menengah pertama asal Depok yang kepincut teman FB-nya bernama Aditia Amris (20) asal Malang, karena sang wanita tidak mau pulang, dan memlih ikut dengan sang pacar ke malang, akhirnya orang tuanya melapor ke polisi. Sang pacar kemudian di tangkap polisi di Malang beserta novi. Setelah diperiksa, polisi menyerahkan tersangka dan Novi ke Polres Metro Depok. Sebab lokasi kejadian adalah di wilayah Polres Metro Depok. Aditia pun ditetapkan sebagai tersangka atas pelanggaran Pasal 332 KUHP (Okezone.com, 2010).

Jejaring sosial sudah menjadi dunia kedua bagi mereka yang menggunakannya. Disana kita bisa mencurahkan isi hati, bercerita, mengobrol, berbagi foto dan lain-lain. Tak jarang karena info yang diberikan adalah asli, disalah gunakan oleh orang lain. dari kasus diatas Banyak dampak dari penggunaan jejaring sosial. Apa saja dampaknya? Terutama bagi pengguna jejaring sosial yang masih di bawah umur dan usia anak sekolah? Lalu bagaimana kita menanggulangi dampak tersebut? Khususnya dampak negatif dari jejaring sosial.

2.    Kecanduan Internet (Jejaring Sosial)
Seperti yang telah kita ketahui, zaman era digital seperti ini, internet sudaah menjadi kebutuhan bagi kita semua. Dari mulai untuk mengerjakan tugas, melakukan bisnis,   menghibur diri, mengisi waktu luang, atau sekedar iseng. Tapi sekarang web yang paling banyak dibuka di internet adalah jejaring sosial. Setiap hari  terutama kaum muda, hampir setiap  hari mereka selalu membuka jejaring sosial.

Kecanduan internet dapat diartikan sebagai pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak memedulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan lain-lain (Severin, J.W, 2005:462).  Memang ketika kita sudah membuka internet terutama jejaring sosial , kita akan lupa dengan waktu. Waktu terasa begitu cepat berlalu.

Pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan berkurangnya hubungan dengan anggota keluarga, menurunnya hubungan sosial diluar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Banyak dijumpai pemakai internet terutama jejaring sosial adalah mereka yang pendiam. Mereka lebih suka mengekpresikan dirinya di jejaring sosial dari pada di dunia nyata. Mengapa mereka mngekpresikan diri di jejaring sosial dari pada di dunia nyata? Ini terjadi karena di dunia nyata mereka kurang populer di kalangan teman bermain. Kurang bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan mereka menjadi pendiam. Ketika mereka menemukan dunia yang baru, yaitu dunia maya, mereka bisa bersosialisasi dan bisa mengekpresikan diri.

Di dunia maya mereka tak harus bertemu langsung dengan orang yang akan diajak berkomunikasi. Mereka hanya membaca pesan yang dikirim  dari lawan bicaranya. Itupun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tidak bergantung dengan waktu dan tempat. Keadaan ini membuat pengguna jejaring sosial merasa nyaman. Keadaan yang nyaman ini membuat pengguna jejaring sosial betah berlama-lama membuak situs tersebut.

3.    Dunia Maya, Dunia Kedua
Dunia kedua adalah dunia maya, itulah jawaban yang saya dapat ketika bertanya kepada teman SMA saya dulu. Kenapa ini bisa terjadi? Jawaban yang saya dapat dari teman saya pun begitu sederhana, karena di dunia maya mereka bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka kenal. Selalu update dengan hal yang terjadi disekitar  mereka. Mencari info-info terbaru yang mereka suka, mulai dari bisnis, hingga info orang yang mereka suka, ada semua di jejaring sosial. Hampir semua bisa mereka dapat dari membuka jejaring sosial. Dan itu terjadi pada semua orang yang menjadi anggota di situs jejaring sosial tersebut, termasuk saya sendiri.

Tak hanya berhenti selalu update saja, menurut Taufiqillah (citizennews.suaramerdeka.com, 2012) di dalam situs jejaring sosial juga disediakan game bagi mereka yang suka bermain game. Game yang ada di internet disebut dengan game online. Dari  menjadi manajer klub sepak bola, bermain kartu, bermain menajdi ninja, bermain menjadi petani dan masih banyak lagi game yang ada di jejaring sosial. Lagi-lagi, kecanduan internet inilah yang melahirkan istilah dunia maya, dunia ke dua. Berjam-jam dihabiskan dengan memandangi layar komputer atau laptop hanya demi membuka jejaring sosial dan bermain game.  Jejaring sosial dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya, membuatnya semakin dikenal dan terkenal.  Realita  De Facto facebook Menjadi Dunia Kedua, Kenyataan jejaring sosial yang meledak dikalangan modern dan tradisional menandakan reformasi dalam aktifitas komunikasi yang sangat mudah dan lengkap. Realita ini tentu dipengaruhi beberapa sebab yang memiliki ikatan erat dengan kaitannya jejaring sosial.

Pertama, Jejaring sosial sebagai tempat curhat akbar, istilah curhat (curahan hati) identik dengan kaun wanita, tapi di jejaring sosial itu digunakan oleh kaum lelaki juga. Di dunia ini, setiap orang pasti punya masalah tersendri, dan tak semua orang tau bagaimana dan kepada siapa masalah itu akan diceritakan. Nah disinilah jejaring sosial datang membawa kabar yang sangat gembira kepada mereka yang bingung dengan siapa dan bagaimana mereka akan mecurahkan masalahnya. Kolom yang terdapat di jejaring sosial adalah jawabannya, dengan mengetikkan hal yang terjadi pada kita, dan tulisan itu kan masuk di dinding teman kita. Teman kita pun akan membaca tulisan yang kita buat, dan mereka akan memberikan solusi terhadap masalah yang kita temui.

Kedua, Jejaring sosial sebagai tempat berjualan. Di sini jejaring sosial  hanya sebagai piranti yang menggantikan sedikit fungsi dari pasar. Mengapa? Karena kita bisa mempromosikan barang atau jasa yang kita jual. Keunggulan dari internet inilah yang sekarang banyak digunakan oleh para pebisnis untuk promosi. Karena jejaring social dapat diakses kapan saja, dimana saja tanpa ada halangan akses. Dengan sedikit melakukan transaksi dengan menyetor data barang yang ingin diiklankan dan kemudian mencamtumkan nomor seri rekening ATM sebagai pembayaran pajak tukar jasa setelah diiklankan. Perihal promosi dalam jejaring social  ini yang dapat dikatakan sebagai “dunia kedua”. Kedua bukti tadi cukup bagi untuk mengatakan jejaring sosial  sebagai dunia kedua bagi peminatnya. Yang mereka dapat mengaktualisasikan hampir dari kehidupan sehari dalam jejaring sosial terutama dalam aspek komunikasi.

4.        Dampak Jejaring Sosial
Begitu banyak dampak yang  berawal dari jejaring sosial dari mulai dampak positif sampai dampak negatif. Berbagai blog di internet mungkin banyak yang sudah mengungkapakan dampak dari jejaring sosial.  Kitapun dapat membacanya berulang kali. Lalu apa saja dampaknya, mari kita bahas.
Yang pertama tentu dampak positif dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah. Bagi anak usia sekolah, dampak positif yang dirasakan adalah mereka akan mendapat banyak kenalan baru, (sosbud.kompasiana.com, 2013) dari berbagai sekolah yang tak cuma di Indonesia saja, tapi bisa sampai ke luar negeri. Pertemanan yang terjalin tentunya akan mengasah kepekaan perasaan bagi anak-anak. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. Situs jejaring sosial membuat anak-anak menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati.
Selain mendapat teman baru, di jejaring sosial juga bisa digunakan untuk bertanya tentang tugas dan materi sekolah. Yang ini tentunya sudah banyak di gunakan. Biasanya mereka akan mengirim pesan kepada temannya dan bertanya tentang tugas atau materi yang mereka belum mengerti. Tak hanya itu, untuk sekala yang cukup besar seperti kelas atau sekolah, mereka akan membuat group di jejaring sosial tersebut. Seperti yang dosen saya lakukan sekarang, beliau membuat group diskusi di jejaring sosial facebook untuk mahasiswanya bertanya tentang materi yang di berikan, untuk memberi tahu jika beliau tidak dapat masuk kelas, dan memberi tugas. Beliau juga aktif di jejaring sosial tersebut.

Nah yang ini biasanya dilakukan oleh anak sekolah menengah atas, ya jejaring sosial untuk forum promosi. Promosi barang yang dijualnya tentunya. Jejaring sosial sekarang ini memang sering digunakan oleh anak sekolah menengah atas untuk jual-beli. Untuk mereka yang jeli melihat peluang ini, mereka bisa menambah uang saku sekolah dari hasil jual-beli di jejaring sosial. Seperti yang teman saya lakukan dulu di waktu masih sekolah menengah atas yang menjual jasa untuk meng-root ponsel pintar yaitu ponsel android. Hasilnya pun cukup lumayan, karena sehari bisa melayani sekitar 2 sampai 5 ponsel. Yang harga jasa tiap ponsel bervariasi yakni mulai Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000, tergantung jenis dan tipe ponsel. Penghasilan yang cukup lumayan kan untuk sekelas anak sekolah. Waktu untuk pelayanan biasanya dari pulang sekolah sampai jam 6 sore, jadi tidak mengganggu kegiatan sekolah.  Metode jual beli di jejaring sosial biasanya dengan menulis barang atau jasa yang akan dijual di dinding kita atau bisa juga di group jual-beli, kemudian dikirim agar semua teman bisa mengetahuinya. Tak lupa juga menyertakan nomor telepon agar bisa di hubungi. Setelah ada yang minat, kemudian akan menghubungi nomor tersebut dan terjadi transakasi tawar-menawar. Setelah setuju dengan harganya, kemudian sang penjual dan pembeli bertemu. Dan terjadilah transaksi jula-beli. 
Tak bisa dipungkiri lagi, selain berdampak positif bagi anak, penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah juga berdampak negatif. Tak terhitung lagi banyaknya kasus yang disebabkan oleh penggunaan jejaring sosial facebook, twitter dan lain-lain. Nah mari kita bahas dampak negatif dari penggunaan jejaring sosial oleh anak usia sekolah.

 Dampak negatif yang paling dirasakan oleh anak usia sekolah akibat penggunaan jejaring sosial adalah anak menjadi sulit berkomunikasi dan bersosialisasi dengan dunia nyata. Mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan membuka jejaring sosial dan mengobrol disana daripada bertemu dengan teman dan mengobrol secara langsung. Bila ini terus menerus dibiarkan akan mengakibatkan anak tidak  bisa  dan tidak tau caranya bersosialisasi dengan masyarakat (sosbud.kompasiana.com, 2013). Bila ada acara yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar, mereka hanya sedikit berperan disana. Dan tentunya ini akan menyulitkan anak dimasa depan, karena tak mengerti cara untuk bersosialisasi secara langsung.

   Ke dua, sering terjadi perselisihan ataupun kesalah pahaman yang berujung sindir menyindir di jejaring sosial. Inilah fenomena yang terjadi di dunia maya. Masalah yang ada di dunia nyata tak mampu untuk diselesaikan, akhirnya di bawa ke dunia maya. Namun yang menjadi permasalahan ketika tulisan atau ungkapan ekspresi dalam facebook tersebut dapat menyakiti atau merugikan orang lain (News.okezone.com, 2013). Ini akan mengurangi moral anak dalam menghargai orang lain dikehidupan nyata. Tentunya akan berefek pada perilaku anak, menjadikan anak menjadi bandel, sulit untuk dinasihati. Tak jarang karena sering menyindir orang dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas, ini juga akan terbawa di kehidupan nyata.

Ke tiga, berkurangnya waktu belajar. Kalau asyik berfacebook waktu belajar akan tersita, seperti pergi ke warnet pada jam belajar. Memang jejaring sosial bisa sebagai media belajar, tapi anak lebih banyak membaca berita tentang temannya daripada diskusi membahas pelajaran di sekolah (asttie-dampakfacebook.blogspot.com, 2013). Jejaring sosial juga dilengkapai dengan banyak pilihan permainan, permainan ini akan membuat anak menjadi nyaman dan lupa akan waktu belajarnya. Mereka bisa menghabiskan waktu luangnya serta waktu belajarnya hanya untuk bermain game yang ada di jejaring sosial. Kurangnya waktu belajar tentunya akan berdampak pula pada prestasi anak di sekolah. Dampak ini tentu akan semakin terasa ketika nilai anak menjadi jelek dan rangking anak turun. Ini yang harus diperhatikan oleh orang tua dan anak.

Menurut saya pribadi, anak sering melupakan waktu beribadah, lagi-lagi karena keasyikan membuka jejaring sosial. Selain mengurangi waktu belajar, membuka jejaring sosial yang tanpa henti juga akan melupakan anak pada kewajibannya untuk beribadah. Ini akan berdampak kurangnya ilmu agama yang didapat. Mengurangi ke imanan anak, membuat anak tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam kehidupan nyata juga dalam bergaul di dunia maya. Di dunia maya tepatnya di jejaring sosial juga sering ditemukannya hal-hal yang berbau pornografi. Nah ketika ilmu agama yang dimiliki anak kurang, tentunya akan membuat anak membuka hal yang berbau pornografi. Itu sungguh hal yang tidak pantas dlakukan oleh seorang anak usia sekolah. Karena berjam-jam membuka jejaring sosial dan bermain game disana, ini juga akan berpengaruh pada kesehatan mata anak tersebut. Hal yang paling banyak dirasakan adalah mata menjadi minus. Ini tentunya akan mengganggu kesehatan dan mengganggu pelajaran anak disekolah. Ketika mata sudah minus, tentu harus membeli kacamata yang harganya kurang lebih 1 juta rupiah termasuk pemeriksaan. Harga yang cukup lumayan dikarenakan hanya membuka jejaring sosial dan bermain game online.

Lebih lagi, karena membuka jejaring sosial juga membutuhkan jaringan internet, maka anak juga harus membayar untuk mendapatkan jaringan internet. Jika menggunakannya berlebihan, maka harus membayar lebih mahal. Ini tentu akan mengurangi uang saku anak Atau kadang ada orang tua yang membayarnya. Membuat anak menjadi boros uang dan boros pulsa. Keasyikan membuka jejaring sosial juga akan mengurangi komunikasi dalam keluarga, kurangnya komunikasi ini akan berdampak pada kurangnya perhatian orang tua ke anak. Kurangnnya perhatian membuat anak berperilaku sesuka hatinya, tak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Didukung juga karena kurangnya pemahaman ilmu agama karena kurangnya waktu belajar dan lupa akan beribadah.

5.        Solusi untuk Mengatasi Dampak Negatif dari Jejaring Sosial.
Untuk mengatasi dampak yang terjadi, adalah mengetahui dengan benar kegunaan utama dari jejaring sosial. Diperuntukkan untuk apakah jejaring sosial, itulah yang harus anak-anak ketahui. Ketika anak sudah mengetahui fungsi utama dari jejaring sosial yang memang diperuntukkan untuk berkomunikasi antar sesama, maka ketika membuka jejaring sosial tidak berjam-jam. Anak akan bisa mengurangi penggunaan jejaring sosial yang tidak penting seperti bermain game online.

Selanjutnya adalah belajar menghargai orang lain, dengan menghargai orang lain dimanapun kita berada maka tindakan yang menyindir dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas dapat diminimalkan. Dengan menghargai orang lain juga kita akan dihargai. Jadi enak kan ketika pengguna jejaring sosial salaing menghargai. Takkan ada lagi penghinaan yang terjadi disana. Untuk anak usia sekolah harus pandai-pandai mengatur waktu, yaitu untuk belajar, bermain, bersosialisasi dan tentunya membuka jejaring sosial. Jadi waktu belajar tidak akan terganggu, sehingga prestasi di sekolah tetap terjaga dengan baik. Gunakan jejaring sosial dengan baik, atur waktu kapan harus membuka dan kapan harus menutup jejaring sosial tersebut. Jangan sampai terlena mebuka jejaring sosial. Selain tidak mengganggu sekolah, pandai mengatur waktu juga akan menghemat uang dan pulsa yang harus di bayarkan untuk membuka jejaring sosial. Bersosialisasi di masyarakat juga akan tetap terjaga karena tidak terlalu bergantung pada jejaring sosial saja.

6.        Kesimpulan
       Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa internet kini menjadi cara baru untuk berkomunikasi. Dan jejaring sosial yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi sekarang ini. Jejaring sosial yang paling banyak dignakan sekarang ini adalah facebook dan twitter. Facebook dan twitter sendiri memliki bejuta-juta pengguna. Banyak dari pengguna jejaring sosial adalah anak usia sekolah. Banyak dari mereka menjadi kecanduan, dan sulit memisahkan diri dengan jejaring sosial. Mereka menganggap jejaring sosial adalah dunia ke dua. Ini tentunya menimbulkan dampak yang tidak sedikit. Mulai dari dampak positif sampai dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulakan dari pemakaian jejaring sosial oleh anak usia sekolah adalah anak menjadi punya banyak teman baru dari seluruh dunia., tak hanya di indonesia saja. Selain itu juga meemudahkan anak untuk berkomunikasi dan mendiskusikan pelajran-pelajaran dan tugas dari sekolah. Dan untuk anak sekolah menengah atas, jejaring sosial juga biasanya di manfaatkan untuk sarana promosi untuk menambah uang saku dengan cara berjualan. Tak hanya dampak positif, tapi ada juga dampak negatifnya, yaitu anak menjadi sulit berkomunikasi dengan orang lain di dunia nyata. Kemudian sering terjadinya kesaah pahaman yang berujung dengan menyindir orang lain lewat jejaring sosial. Anak menjadi lupa dengan waktu belajarnya, dan akan memngganggu sekolahnya. Lupa akan waktunya beribadah, membuat semakin tipis iman anak. Karena membuka jejaring sosial juga membutuhkan biaya, maka ketika sudah kecanduan akan boros uang dan pulsa. Banyak juga ditemui hal-hal yang berbau pornografi. Untuk mengatasinya, anak harus benar-benar mengetahui fungsi dari jejaring sosial. Harus bisa membagi waktu antar belajar, bermain, bersosialisasi dan membuka jejaring sosial. Dan tentunya anak harus belajar mengahrgai orang lain dimanapun mereka berada. Selalu dekat dengan Tuhan dan tidak melupakan waktu beribadah. Tentunya selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan apa yang ada di jejaring sosial.



Daftar Pustaka
Ikhsan, A. 2010. Berawal dari FB, berakhir di kantor polisi. Diunduh di http://news.okezone.com/read/2010/06/06/340/340061/berawal-dari-fb-berakhir-di-kantor-polisi tanggal 19 Oktober 2013.
Nugraha, S. 2010. Bijak dan selektif solusi bahaya FB. Diunduh di http://news.okezone.com/read/2010/02/17/337/304728/bijak-dan-selektif-solusi-bahaya-fb tanggal 19 Oktober 2013.
Simanjuntak, C. S. 2010. Dampak Positif dan Negatif Facebook bagi Anak-anak Usia Sekolah. Diunuduh di http://asttie-dampakfacebook.blogspot.com/2010/02/dampak-positif-dan-negatif-facebook.html tanggal 19 oktober 2013.
Taufiqillah, M. 2012. Facebook, Dunia Kedua Setelah Kenyataan. Diunduh di http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id=1616
Tresnady, T. 2010. Perlu ada pendidikan penggunaan FB. Diunduh di http://celebrity.okezone.com/read/2010/02/19/34/305300/perlu-ada-pendidikan-penggunaan-fb tanggal 19 Oktober 2013.
Virdhani, M. H. 2010. Khawatir FB, ratusan orang tua lapor ibu menteri. Di unduh di http://techno.okezone.com/read/2010/10/22/55/385272/khawatir-fb-ratusan-orang-tua-lapor-ibu-menteri tanggal 19 Oktober 2013.
Werner J, Severin, et al. 2005. teori komunikasi : sejarah, metode, dan terapan didalam media massa. edisi 5.terjemahan S. Hariyanto. jakarta : kencana.
Widihastuti, R. 2013. Pengaruh internet terhadap pertumbuhan kepribadian anak. Diunduh di     http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/30/pengaruh-internet-terhadap-pertumbuhan-kepribadian-anak-597317.html tanggal 19 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar