Senin, 27 Januari 2014

Potret pendidikan di indonesia

oleh
Wardiman Joyonegoro
1102413005




POTRET PENDIDIKAN DI INDONESIA
(komik strip)




1. komik strip



2. komik strip 





3. komik strip







4. komik strip 







5. komik strip 






6. komik strip 




Rabu, 08 Januari 2014

Perkembangan Kedewasaan Anak sebelum Usianya


Oleh Tuti Awaliyah
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Perkembangan seseorang memang tidak semuanya sama, tetapi seringkali di era globalisasi sekarang ini banyak anak yang dewasa sebelum waktunya. Baik dalam hal berpakaian, berbicara sampai melakukan sesuatu. Banyak hal yang mengakibatkan itu terjadi, ada faktor keluarga, teman sepermainan, lingkungan sekolah serta lingkungan belajar. Banyak juga dampak riil yang dapat di lihat baik positif maupun negatif. Seringkali terjadi hal-hal tersebut, hal yang spele tetapi sering memicu perhatian masyarakat karena sesungguhnya banyak dampak negatif yang dapat di hasilkan karena prilaku dan sikap anak sebelum usianya.
Kata kunci       : perkembangan, kedewasaan, dampak, faktor, keluarga.
Pendahuluan
Seorang anak biasanya akan mencari jati dirinya ketika ia mulai bisa menganalisis apa minat dan bakatnya, biasanya orang menyebutnya dengan “Mencari Jati diri”. Keluarga adalah komponen utama yang harus bisa mengawasi anak, terutama orang tua. Seringkali dalam mencari-cari jati diri, seorang anak akan di pengaruhi oleh banyak hal, mulai dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Secara tidak langsung seroang anak akan mulai terjun langsung untuk berinteraksi dengan masyarakat sejak dini. Anak akan mulai bermain dengan teman sepermainannya, mulai mengikuti pelajaran-pelajaran dan pengaruh luar, maka orang tua harus sangat ketat untuk dapat memperhatikan anaknya. Ketat dalam arti bukan menjadi orang tua yang terlalu mengkhawatirkan atau terlalu mengekang anak, tetapi hal tersebut yang di maksud adalah membimbing dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik. Seorang anak menginjak masa remaja menuju dewasa, itu masa-masa yang sangat berat untuk orang tua. Tantangan mulai muncul karena masa tersebut anak akan lebih sering membangkang dan orang tua harus punya strategi untuk dapat mengarahkan prilaku dan sifat anak. Banyak pengaruh negatif yang akan di terima pada masa perkembangan remaja menuju dewasa, seringkali seorang anak akan berubah minat dan bakatnya. Banyak dampak negatif pada masa sekarang yang sering terjadi kepada anak. Siapa kah yang patut di salahkan dalam hal ini ? Apakah keluarga? Lingkungan ? Atau anak itu sendiri ?
             Karya tulis ilmiah akademik ini akan banyak membahas mengenai perkembangan anak sejak usia dini sampai menuju dewasa. Sehingga dapat membantu, mengingatkan serta memberi inovasi baru jika kelak nanti akan mempunyai seorang anak yang harus di bimbing dengan baik sehingga mereka dapat berperan di masa yang akan datang. Tetapi harus di ingat, bahwa seorang anak juga mempunyai haknya untuk melakukan hal-hal yang ia ingin lakukkan, jadi sebagai orang tua juga harus bisa mengarahkan anak bukan memaksa anak untuk menjadi apa yang orang tua inginkan. Banyak kasus penyimpangan perkembangan anak itu di karenakan faktor orang tua yang seringkali memaksa kehendaknya agar anak dapat mengikuti apa yang dia inginkan. Tetapi, selain itu faktor lingkungan juga merupakan pengaruh yang sangat kuat karena seorang anak biasanya akan lebih cepat meniru dan melakukan apa yang ia lihat di lingkungan masyarakat. Lingkungan tersebut seperti lingkungan bermain, dan lingkungan belajarnya. Awalnya anak hanya mencoba-coba dan seringkali menjadi hal yang sering ia lakukkan. Maka dari itu keluarga harus bisa menjadi pembatas di mana ketika anak akan melakukkan hal-hal yang menyimpang.
             Perhatian dan kasih sayang orang tua yang berbeda-beda pun sering menjadi penyebab perkembangan kedewasaan anak tidak sesuai dengan usianya. Contohnya orang tua yang terlalu memanjakkan anaknya, itu akan membuat anak terebut sulit untuk berfikir dewasa karena ia berifikir selalu ada yang memperhatikannya. Tetapi ada juga orang tua yang terlalu cuek sehingga anak akan mencari-cari perhatian di lingkungan luar keluarganya, seperti lingkungan teman sepermainan dan lingkungan masyarakat. Hal itu yang membahayakan karena lingkungan luar keluarga biasanya tidak selalu mengarahkan ke arah yang positif, selalu saja ada dampak negatif sehingga perkembangan kehidupan mereka terancam dan seringkali mengalami hal-hal yang tidak di inginkan.
             Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak
Orang tua yang baru mempunyai anak, biasanya masih kaku dan butuh banyak pelajaran bagaimana cara mengurus anak dengan baik, hal-hal tersebut harus di lakukkan leh kedua orang tuanya tertama ibu. Karena pada kenyataannya bahwa anak jauh lebih dekat dengan ibu kandungnya sendiri. Sehigga ibu di tuntut untuk jauh lebih bisa memahami anak terutama di masa-masa bayi sampai balita. Tetapi peran seorang ayah pun tidak kalah penting, karena ayah sebagai sosok yang jauh lebih tegas akan membuat seorang anak membatasi apa yang ingin dia lalukkan. Tetapi sebisa mungkin jangan ada paksaan secara berlebihan karena dampaknya pun tidak baik untuk perkembangan anak.
            Masa bayi sampai balita disinilah orang tua harus bisa berperan aktif secara penuh. Sehingga bisa melihat sejauh mana perkembangan anak. Pada masa ini belum banyak pengaruh masuk, sehingga biasanya pada masa ini anak-anak masih bisa di atur oleh orang tuanya. Anak-anak pada masa ini masih berkembang secara normal dan sewajarnya anak-anak seusianya. Tetapi, harus di ketahui bahwa perkembangan seorang anak pun tidak semuanya sama, banyak perbedaan yang akan terjadi dari anak yang 1 (satu) dan anak yang lain. Maka dari itu orang tua harus jeli untuk memahami hal tersebut.
            Masa setelah masa bayi adalah masa anak-anak disinilah biasanya peran keluarga sudah mulai sedikit berkurang, sehingga perkembangan anak mulai terganggu di usia ini. Anak masih mendengarkan apa yang orang tuanya katakan, tetapi anak sudah mulai bisa menganalisis apakah apa yang di katakkan orang tuannya harus ia lakukkan atau tidak. Pada masa anak-anak juga mulai banyak mulai pengaruh masuk, salah satunya adalah teknologi. Karena pada masa sekarang ini, anak-anak usia dini dan anak-anak usia Sekolah dasar pun sudah mulai mengenal teknologi, seringkali orang tua mereka yang memfaslitasi mereka dengan gadget seperti telepon genggam, laptop, tab dan lainnya. Orang tua yang seperti  itu mengira bahwa dengan melakukkan hal-hal seperti itu anak mereka bisa mengikuti perkembangan jaman. Hal itu memang benar, tetapi harus di waspadai pula dampak negatifnya karena masa kanak-kanan adalah masa-masa emas dimana apa yang dia pelajari akan lebih ia ingat ke depannya. Internet dan teknologi juga banyak dampak negatifnya seperti game online, situs-situs jejaring sosial dan situs-situs porno. Nah, itu yang harus sangat di waspadai oleh orang tua dan keluarga. Karena jika lalai, maka akan berakibat fatal untuk masa depan dan perkembangan anak ke depannya. Teknolgi patut kita ajarkan tetapi harus tetap mendapatkan bimbingan yang ketat dari keluarga. Karena keluarga merupakan benteng yang sangat penting untuk mengarahkan bagaimana perkembangan anak selajutnya.
            Masa SMP dan SMA sering kali di katakkan dengan masa remaja, dimana di situlah para remaja cepat terkontaminasi oleh perkembangan luar. Masa remaja adalah masa-masa yang sangat menyenangkan, akan banyak hal-hal baru yang di temukkan. Tapi tidak semua hal yang baru itu berdampak baik untuk perkembangan remaja. Karena pada masa itu para remaja akan mengenal dengan pergaulan yang jauh lebih luas. Contoh pergaulan yang sedikit menyimpang di kalangan remaja seperti merokok, bolos sekolah, sampai pergaulan seks bebas sudah di kenal di masa remaja. Maka dari itu, keluarga harusnya lebih memperketat pengawasan terhadap putra putrinya. Selain itu, sebagai orang tua juga harus siap menerima sifat anak yang sedikit keras seperti membangkang, tidak mendengarkan nasihat orang tua sampai ada yang berani melawan orang tuanya sendiri. Nah di situlah biasanya orang tua akan terpancing emosinya dan akan melakukkan tindakan-tindakan yang sebenrnya kurang mendidik seperti memukul, menyiksa sampai mengusir anaknya. Padahal itu akan lebih merusak mental anak dan akan berakibat fatal bagi perkembangan anak selanjutnya. Tetapi, jangan khawatir tidak semua anak memiliki sifat seperti itu. Masih banyak anak-anak yang yang mudah di atur dan mudah menerima nasihat orang tua. Tetapi orang tua jangan sampe lengah karena masa remaja sangat rentan akan pergaulan yang baru. Sehingga keluarga khususnya orang tua harus siap dan mengerti apa dan bagaimana yang harus di lakukan ketika anaknya mengalami penyimpangan dalam pergaulan. Tapi ingat ada satu hal yang cukup penting sebagai orang tua yaitu, harus tetap menghargai hak anak untuk melakukkan sesuatu hal yang ia ingin lakukkan. Perhatian yang berebihan pun akan berdampak kurang baik untuk perkembangan anak seperti, anak tidak dapat bergaul dengan yang lain, merasa takut jika di tinggal orang tua dsb. Keluarga adalah bagian paling penting dalam perkembangan remaja karena banyak hal yang akan mempengaruhi masa remaja dan orang tua harus siap dan bisa bijaksana dalam mengambil keputusan .
Peran Lingkungan Sekolah dalam Perkembangan Anak
Lingkungan sekolah, adalah lingkungan dimana seorang anak akan belajar. Belajar mengenal sesutu dan belajar bertanggung jawab atas apa yg di bebankan kepadanya. Sekolah itu di mulai sejak TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi. Tetapi, biasanya anak akan mulai terpengaruh oleh lingkungan sekolah pada masa-masa SD sampai dengan SMA.
            Di awali dari perkembangan bayi, balita sampai masuk taman kanak-kanak. Pada lingkunagn sekolah seperti ini biasanya seorang anak tidak akan bergitu mengalami perubahan yang signifikan. Karena pada masa ini seorang anak belajar sambil bermain. Di mana mereka belum mempunyai tanggungan dalam belajar, hanya di perkenalkan ke dalam lingkungan sekolah. Menurut salah satu buku yang berjudul ”Perkembangan Anak” yang di tulis oleh Hurlock dan Elizabeth B  pada 1978 bahwa sekarang ini banyak pemikiran orang tua yang mulai mengajarkan baca tulis kepada anaknya sejak dini padahal anaknya belum mampu menangkap materi itu. Sehingga anak akan berkembang sebelum usianya. Mungkin banyak orang tua yang merasa takut anaknya tidak berkembang, padahal dengan sendirinya seberjalannya waktu dan perkembangan berfikirnya sorang anak akan bisa membaca dan menulisi. Itu salah satu contoh saja, karena masih banyak perkembangan perkembangan anak yang seharusnya jangan terlalu di paksakan terhadap seorang anak, karena dia akan melalui itu sesuai pertumbuhan dan perkembangannya seperti berbicara, berjalan dan sebagainya yang di lakukkan oleh bayi.
            Selanjutnya perkembangan anak sebelum usianya juga sering sekali dapat kita jumpai di kalangan anak-anak sekolah dasar (SD). Di jaman globalisasi yang semakin canggih sekarang ini, banyak sekali perubahan-perubahan sistem pembelajaran guna untuk memajukkan pemikiran dan kualitas seseorang. Sehingga sejak sekolah dasar (SD) siswa sudah di ajarkan dengan teknologi. Padahal hal terebut tak sepenuhnya berdampak baik. Menurut saya anak seusia mereka biarkanlah berkembang sesuai usianya. Kecanggihan teknologi membuat anak-anak seringkali pasif terhadap pelajaran, nah siapa yang patut di salahkan apakah orang tua ? guru ? yang membuat kurikulum ? atau anak itu sendiri ?.  Sulit untuk menyimpulkan siapa yang salah karena hampir semuanya salah. Menurut beberapa ahli bahwa “teknologi harus di lakukan sesuai situasi dan kondisi” sedangkan untuk apakah pelajaran anak-anak SD menggunakan IT padahal IT akan di ajarkan di jenjang sekolah selanjutnya. Hal itu lah yang menyebabkan seorang anak akan berkembang jauh lebih cepat sebelum usianya.
            Masa yang sangat banyak menimbulkan dampak negatif yaitu masa-masa perkembangan di masa SMP dan SMA. Dimana pada masa ini anak akan mencoba mengenal dan melakukan hal baru. Seringkali banyak terjadi kasus-kasus yang korban dan tersangkanya adalah pelajar SMP dan SMA. Seperti kasus narkoba, tawuran, free seks dan lainnya. Itu lah dampak negatif yang bisa kita lihat bersama dan banyak terjadi di lingkungan kita. Ligkungan teman sepermainan SMP dan SMA memang sangat menyenangkan. Bahkan rasanya mungkin tiada hari tanpa bermain. Serta mulai lepasnya perhatian ketat dari orang tua juga dapat menimbulkan perkembangan kedewasaannya akan mulai berkembang pesat. Selain itu banyaknya tontonan yang di lihat para pelajar yang sebenarnya terlalu berlebihan dan membuat para pelajar meniru hal tersebut. Seperti memakai seragam ketat, sekolah yang sering tawuran, membolos sekolah, melanggar peraturan sekolah itu adalah dampak dampak media yang dominan  mempengaruhi para pelajar. Sehingga mereka sering meniru dan mengikuti gaya yang ada di media tersebut. Tapi tenang bukan hanya dampak negatif, tetapi kedewasaan seseorang juga ada dampak positifnya. Seperti mereka menjadi lebih berfikir kritis dan lebih bisa mengontrol diri sendiri di usia remaja, serta banyaknya prestasi yang di dapat di masa masa tersebut juga menjadi bukti bahwa orang yang dewasa sebelum waktunya juga dapat menghasilkan kan menorehkan hal-hal yang baik.          
Peran Lingkungan Masyarakat dalam Perkembangan Anak
Lingkungan bisa di bilang tempat tinggal dan tempat bermain. Di dalam lingkungan akan banyak sekali hal-hal yang seringkali terjadi yang tak terduga dan akan memberikan pelajaran-pelajaran berharga untuk kita.
             Seorang bayi yang berusia balita, seringkali meniru orang-orang di sekitarnya. Maka dari itu, sangatlah mengkhawatirkan apabila lingkungan rumah anda adalah lingkungan yang kasar dan kurang baik sehingga balita akan meniru perkataan dan prilakunya . Tugas orang tua adalah  harus bisa meminimalisir kejadian-kejadian tersebut agar tidak terjadi.
Tetapi selain dampak negatif tersebut, juga ada dampak negatif lain. Seperti fashion dan style yang sering di gunakan terutama pelajar kaum hawa, mereka seringkali berpenampilan seperti layaknya tante-tante usia di atas 20 tahun padahal umur mereka yang masih sangat muda sebenarnya belum pantas dan belum layak untuk berpenampilan seperti itu. Hal tersebut adalah dampak kedewasaaan anak yang terjadi secara riil yang terjadi di lingkungan kita.
Selain itu para pelajar laki-laki pun seringkali berlaku yang sepantasnya tidak di lakukan. Seperti meroko, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, mengonsumsi narkoba serta free seks. Hal tersebut merupakan pengaruh yang di sebabkan oleh lingkungan, keluarga serta media. Sehingga para pelajar seringkali melakukan hal-hal yang tidak patus serta belum pantas di lakukan. Berhati-hatilah karena akan ada dampak negatif yang  terjadi jika kita tidak bisa membentengi diri kita dengan moral dan agama yang baik. Setiap orang memang punya hak masing –masing atas dirinya dalam bersikap, berprilaku dan sebagainya. Tetapi harus bisa menyesuaikan dengan umur dan ingat apa dampak yang akan terjadi di kemudian hari nanti.
Kedewasaan Anak sebelum Usianya
Gambar 1. kasus SMP4 Jakarta
Salah satu contoh riilnya yang baru terjadi di lingkungan belajar anak yaitu “Kasus yang terjadi di SMPN 4 Jakarta”. Peristiwa yang terjadi pada jum’at 13 September 2013 pukul 11.50 yang melibatkan seorang siswi dan beberapa siswa SMPN 4 Jakarta.seorang siswi AE yang melakukan tindakkan asusila dengan siswa berinisial A dan di rekam oleh beberapa temannya yaitu CN, CD, DN, IV, dan WW. Dan yang sangat ironisnya mereka melakukan tidakan asulisa tersebut di lingkungan sekolah. Menurut pengakuan orang tua AE, bahwa anaknya di paksa melakukan tindakan tersebut oleh teman-temannya. Tetapi setelah saya menganalisis video dan foto-foto tindakan asulisa tersebut para pelaku  tidak seperti di paksa malah sebaliknya, mereka tertawa seolah-oleh bahagia dan tidak terjadi apa apa. (megapolitan.kompas.com,2013).
Media sekarang banyak menimbulkan dampak negatif. Media televisi misalnya, banyak tayangan-tayangan pelajar tetapi tidak sesuai dengan kenyataan peraturan di sekolah, dengan berpenampilan terlalu berlebihan serta melakukan tindakan-tindakan yang buruk. Sehingga mengakibatkan para pelajar meniru hal tersebut. Akibatnya sering sekali sekarang kita menemui anak-anak pelajar SMP dan SMA yang terutama perempuan berpenampilan terlalu berlebihan. Mereka banyak meniru gaya anak-anak seusia mereka di televisi, padahal hal tersebut bukan membuat ia menjadi lebih cantik tetapi malah semakin tua dan tidak sesuai dengan usianya.
Gambar 2. pelajar merokok
Merokok, apakah setiap laki-laki harus merokok? Nyatanya, sekarang hampir rata semua pelajar, terutama laki-laki pasti pernah mencoba rokok. Tanpa pikir panjang apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti. Padahal di usia mereka yang masih sangat produktif, mereka belum boleh menghisap roko karena banyak kandungan-kandungan yang berbahaya. Tapi nyatanya kita bisa lihat banyak sekali anak-anak usia pelajar yang merokok tanpa malu di jalanan. Selain itu, banyak juga sekarang ini perempuan-perempuan pelajar yang merokok karena pergaulan mereka yang terlalu jauh. Sebaiknya kita menanggulangi hal tersebut karena hal tersebut akan berbahaya baik untuk yang merokok dan dan menghisap asapnya terutama perempuan.
Kasus nyata yang baru saja terjadi adalah kasus kecelakaan maut yang menyeret putra Ahmad Dhani yaitu Ahmad Qodir Jaelani (AQJ). Ia mengalami kecelakan maut pada hari minggu, 8 September 2013 lalu. Korban mencapai 12 orang dan 7 diantaranya meninggal dunia. Hal tersebut semata-mata karena kelalaian AQJ dalam mengendari mobilnya. Itu adalah kasus yang pernah menjadi pemberitaan nasional. Siapa yang tidak heran anak usia 13 tahun bisa mengendari mobil. Sedangkan untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) minimal adalah 17 tahun. Memang sepenuhnya adalah kesalahn AQJ, tetapi hal tersebut tidak akan terjadi jika ada perhatian lebih dari orang tua. Sehingga anak mereka tidak menjadi dewasa sebelum usianya. Hal tersebut menjadi pelajaran berharga untuk semua orang tua agar lebih ketat terhadap anak-anakknya. (news.liputan6.com,2013) .
Perhatian orang tua memang berbeda-beda, cara pengungkapan rasa kasih sayang setiap orang tua juga berbeda. Karena seringkali rasa kasih sayang orang tua yang berlebih, menimbulkan seorang anak menjadi lalai. Sekarang ini banyak orang tua yang memfasilitasi anaknya dengan kendaraan, baik kendaraan motor maupun mobil. Padahal, mereka tau usia mereka masih sangat dini untuk menggunakan kendaraan tersebut. Mereka belum cukup umur dan belum memiliki surat ijin mengemudi (SIM). Orang tua harusnya dapat mempertimbangkan dampaknya, karena anak-anak seusia SD dan SMP itu masih sangat labil dalam berkendara. Maka dari itu orang tua harus lebih mengerti kasih sayang apa yang seharusnya di realisasikan kepada anak dengan melihat usia dan perkembangannya.
Kesimpulan
Setelah panjang lebar kita membahas tentang apa saja yang terjadi di masa-masa perkembangan anak dan penyebab serta dampak yang terjadi karena banyaknya anak yang sering dewasa sebelum usianya. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya seseorang mempunyai pribadi masing-masing, tetapi dalam menjalani suatu kehidupan maka kita harus punya benteng pertahan. Dimana benteng itu dapat melindungi kita dari hal-hal buruk. Hal itu merupakan perumpamaan bahwa benteng adalah sebuah norma-norma yang kita anut yang dapat kita jadikan sebagai pelindung dan pembatas dimana kita melakukan sesuatu. Sehingga ketika perkembangan seseorang semakin dewasa. maka ia akan lebih mengerti dan memahami hal yang ia jalani. Selain itu kepada orang tua juga harus selalu mendampingi anak-anaknya menuju kedewasaannya karena peran orang tua sangat lah penting. Walaupun sesungguhnya itu semua kembali ke sifat, priadi, dan karakter anak itu sendiri.








Daftar Pustaka
Hurlock, elizabeth B . 1978 . Perkembangan Anak  . Jakarta.: Erlangga
Referensi Media Massa

Kompas.com (2013). “Kasus Video Asusila, Kepala SMP 4 Tidak Dipidana” diunduh dari

                http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/25/1543470/Kasus.Video.Asusila.Kepala.SMP.4.Tidak.Dipidana) . pada 27 Oktober 2013 pukul 09.35

Liputan6.com (2013). “Kecelakaan Maut AQJ,  Jakarta” diunduh dari


Selasa, 07 Januari 2014

PENYALAHGUNAAN NARKOBA



PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Oleh Arista Kusuma Dewi
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
aristakusuma.dewi@gmail.com



Abstrak
Karya ilmiah ini membahas tentang penyalahgunaan narkoba. Jenis-jenis narkoba yang beredar di masyarakat, penyebab penyalahgunaanya, serta peran serta orang tua dalam upaya pencegahannya. Mengapa? Karena pengguna narkoba di Indonesia 75% nya adalah usia 15 hingga 25 tahun. Usia yang seharusnya mereka gunakan untuk berkarya dan menunjukkan pengabdian mereka untuk bangsa dan negara. Maka sangat dibutuhkan pencegahan demi terciptanya generasi yang sehat dan jauh dari narkoba. Oleh karena itu, peran serta orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan. Pemerintah juga melakukan hal yang sama. Pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam memberantas narkoba. Selain itu, yang paling penting adalah kontrol terhadap diri sendiri. Karena yang memegang semua keputusan adalah diri kita sendiri. Harapannya akan tercipta remaja-remaja yang sehat dan jauh dari narkoba.
Kata kunci: jenis narkoba, faktor pemicu, dampak, pencegahan.
1.      Pendahuluan
Kata narkoba memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Ada ganja, heroin atau putaw, morfin, kokain, shabu-shabu, ekstasi, dan alkohol. Ya, benda haram ini telah masuk ke dalam lingkup kehidupan kita sejak lama. Kehadirannya menjadi masalah serius bagi bangsa ini. Benda haram ini menggerogoti siapa saja tanpa pandang bulu. Dari pelajar, politisi, TNI, polisi, selebritis, bahkan ibu rumah tangga dapat terjerat kedalam lingkar hitam narkoba. Banyaknya jenis narkoba yang beredar dan beberapa jenis yang dapat tumbuh subur di Indonesia menyebabkan mudahnya peredaran narkoba ke berbagai kalangan.
Sampai saat ini sudah 75 % penyalahguna narkoba adalah remaja Indonesia berumur 15-25 tahun,  Supriyanto (2005) dalam A.Widodo (2009: 15). Ironis memang. Ketika banyak anak menjalani proses belajar untuk meraih cita-cita, sebagian dari mereka malah menderita karena narkoba. Remaja memang target jitu dalam peredarannya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena remaja adalah makhluk yang masih labil dan mudah dipengaruhi karena mereka berada dalam masa pencarian jati diri. Dengan sedikit bujuk rayu dan memamerkan efek kenikmatan narkoba para remaja akan tergiur lalu akhirnya akan mencoba tanpa mereka tahu bahaya mengintai mereka. Berawal dari sinilah masa depan bangsa terancam rusak.
Masa remaja merupakan periode yang penting dalam rentang kehidupan karena berpengaruh langsung terhadap sikap dan perilaku Hurlock (1997) dalam A.Widodo (2009: 15). Usia muda yang seharusnya digunakan untuk berkarya tetapi malah terbuang sia-sia karena narkoba. Satu per satu diracuni lalu mereka mati perlahan-lahan. Mudahnya generasi muda terjerat narkoba dikarenakan banyak faktor, seperti coba-coba karena pengaruh teman sebaya, faktor lingkungan, permasalahan dalam keluarga, frustasi, ingin menghindari masalah, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut pantas dijadikan sebagai alasan bagi kita untuk khawatir karena mengancam masa depan generasi muda yang merupakan pemegang dan penerus bangsa ini. Dikatakan demikian karena dampak yang ditimbulkan oleh narkoba begitu tragis seperti terkena penyakit yang mematikan, organ tubuh mengalami kerusakan, adanya sugesti untuk mencoba kembali, bahkan kematian.
Mengetahui kenyataan bahwa kalangan muda merupakan sasaran empuk pengedaran narkoba, perlu dilakukan tindakan-tindakan oleh berbagai pihak, terutama lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga, dalam hal ini orang tua, merupakan tempat yang efektif untuk menghalau para remaja dalam mencoba menggunakan narkoba karena orang tua merupakan ‘tempat sekolah’ pertama anak sebelum terjun dalam masyarakat.
Peran serta pemerintah juga sangat diperlukan. Penyuluhan tentang bahaya narkoba ke sekolah-sekolah juga sangat penting untuk dilakukan. Mengingat sasaran utama narkoba adalah remaja usia sekolah. Adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai narkoba sangat membantu dalam upaya pemberantasan narkoba. Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dengan baik dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba.
Selain itu, yang paling penting adalah sikap diri sendiri dalam membentengi dan menyaring lingkungan pergaulan yang benar-benar sehat. Akan percuma usaha orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam upaya pemberantasan dan pencegahan narkoba bila yang dicegah tidak memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri.

2.      Jenis-jenis Narkoba Yang Beredar di Masyarakat
Ada beberapa jenis narkoba yang beredar di masyarakat, seperti: ganja, heroin atau putaw, morfin, kokain, golongan amphetamin (shabu-shabu dan ekstasi), dan alkohol.
Ganja adalah tanaman semak  perdu yang tumbuh secara liar di hutan. Biji, daun, dan bunganya berfungsi sebagai relaksan dan dapat mengatasi keracunan ringan. Ganja memiliki getah yang bernama THC (delta-9 tetra hidrocannabinol). Getah yang kering bernama hasis, jika dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok atau lintingan tembakau yang sering disebut cimeng, cimenx, joint, spleft, dan lain sebagainya. Mengonsumsi ganja dapat menimbulkan efek menenangkan atau relaksasi.
Hawari (2002) dalam A.Widodo (2009: 16) mengungkapkan perubahan mental dan perilaku pada pengguna ganja yaitu: Jantung berdebar-debar (palpitasi); Gejala psikologik, meliputi: euforia (rasa gembira tanpa sebab), halusinasi dan delusi, perasaan waktu berlalu dengan lambat misal 10 menit dirasakan sebagai 1 jam, dan apatis. Lalu gejala fisiknya meliputi: mata merah, nafsu makan bertambah, perubahan perilaku, dan mulut kering.
Selanjutnya adalah heroin atau Putaw. Heroin adalah obat bius yang bisa membuat seseorang kecanduan dengan sangat mudah karena efek yang ditimbulkan sangat kuat. Heroin dapat ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap pengguna. Efeknya bisa secara fisik maupun mental. Jika pecandu berhenti mengkonsumsi heroin, maka ia akan mengalami rasa sakit yang berkesinambungan. Heroin ini mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat dari morfin.
Efek pemakaian heroin antara lain: kejang-kejang, mual, hidung dan mata yang selalu berair, kehilangan nafsu makan dan cairan tubuh, mengantuk, bicara tidak jelas atau cadel, serta tidak dapat berkonsentrasi. Apabila pecandu berhenti menggunakan heroin, ia akan mengalami sakaw. Gejala sakaw ini biasanya ditandai dengan: mata dan hidung berair, tulang terasa ngilu, rasa gatal di bawah kulit seluruh badan, sakit perut atau diare, dan kedinginan. Sedangkan tanda-tanda seseorang sedang mengalami sakaw adalah kesakitan dan kejang-kejang, kram perut dan menggelepar, gemetar dan muntah-muntah, hidung berlendir, mata berair, kehilangan nafsu makan, dan kekurangan cairan tubuh.
Selanjutnya, jenis narkoba yang beredar di masyarakat adalah morfin. Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium. Morfin rasanya pahit dan dapat dijumpai dalam bentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Cara pemakaiannya yaitu dengan dihisap dan disuntikkan. Penyuntikkan dapat dilakukan melalui otot atau lewat pembuluh vena (pembuluh darah balik).
Efek yang ditimbulkan morfin antara lain penurunan kesadaran, euforia atau rasa senang yang berlebihan, mengantuk, lesu, dan lain-lain.pengguna morfin biasanya akan mengalami mimpi yang buruk dan mengalami insomnia. Sehingga penggunanya akan terus menggunakan morfin untuk menenangkan diri.
Kemudian kokain atau Cocaine Hydrochloride. Kokain adalah bubuk kristal yang berwarna putih yang berasal dari ekstraksi dan isolasi daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf. Penggunaannya  dengan cara diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
Kokain digunakan dengan cara dihirup atau disedot melalui hidung. Perubahan mental dan perilaku pengguna kokain yaitu sebagai berikut: agitasi psikomotorik (hiperaktif), rasa gembira (elation), rasa harga diri meningkat (grandiosity), banyak bicara, kewaspadaan (paranoid), jantung berdebar-debar (palpitasi), dan pupil mata melebar (dilatasi pupil). Hawari (2002) dalam A.Widodo (2009: 17).
Efek kenikmatan dari penggunaan kokain hanya dirasakan sebentar saja yaitu kurang lebih selama 1 (satu) sampai 4 (sampai) menit. Efek yang ditimbulkan seperti rasa senang riang gembira, percaya diri meningkat, terangsang, tanaga dan stamina bertambah, merasa sukses, dan lain-lain. Setelah itu semua perasaan tersebut akan hilang seketika dan berubah menjadi rasa lelah, depresi mental, dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi dan lagi.
Selanjutnya adalah golongan amphetamine. Yang termasuk dalam golongan amphetamin adalah shabu-shabu dan ekstasi. Yanny (2001) dalam A.Widodo (2009: 17), mengungkapkan bahwa ekstasi diklasifikasikan sebagai Amfetamin yang dapat menimbulkan efek halusinasi. Bentuk dan warnanya sangat beragam, tergantung dari kadar kemurniannya, mulai dari tablet berwarna coklat dan putih, kapsul merah muda, kuning atau bening. Pengaruh ekstasi terjadi dalam waktu 30 (tiga puluh) hingga 60 (enam puluh) menit setelah ditelan. Dan akan mencapai puncaknya dalam waktu 2 (dua) hingga 4(empat) jam dan dapat berlangsung selama beberapa jam tergantung dari jumlah yang digunakan.
Sedangkan shabu-shabu sering djumpai dalam bentuk kristal seperti gula, tidak berwarna dan berbau. Jenisnya adalah gold river, coconut dan kristal. Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti: Glass, Quartz, Hirropon, dan Ice Cream. Pecandunya akan selalu bergantung pada shabu-shabu dalam waktu yang lama. Shabu juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Bahkan pecandu akan mengalami resiko yang berat, yaitu sakit jantung bahkan berujung kematian.
Mengkonsumsi shabu dilakukan dengan cara membakarnya diatas aluminium foil kemudian akan  mengalir dari ujung satu ke ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan alat yang berupa sejenis pipa yang didalamnya berisi air yang dikenal dengan nama Bong. Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Alkohol juga termasuk salah satu jenis narkoba yang beredar di masyarakat. Jenis ini yang sering dikonsumsi karena harganya murah dan mudah ditemukan. Hawari (2002) dalam (A. Widodo, 2009: 18) mengungkapkan bahwa miras atau minuman keras adalah jenis narkoba dalam bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol didalamnya. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagihan dan dependensi (ketergantungan).
Hawari (2002) dalam (A. Widodo, 2009: 18), menjelaskan gangguan mental organik yang terjadi pada diri seseorang yang menggunakan alkohol yaitu: 1.) Terdapat dampak berupa perilaku misalnya perkelahian dan tindakan kekerasan; 2.) Gejala fisiologik meliputi: pembicaraan cadel (slurred speech), gangguan koordinasi, cara jalan yang tidak menetap, mata juling (nistagmus), muka merah 3.) Gejala psikologik meliputi: perubahan alam perasaan (afek/ mood), mudah marah dan tersinggung (irritabilitas), banyak bicara (melantur), gangguan perhatian/ konsentrasi.

3.      Penyalahgunaan Narkoba
Saat ini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa di sekolah, diskotik, tempat prostitusi, tempat-tempat perkumpulan genk, dan lain-lain. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, masyarakat, dan pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu merajalela.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat. Apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Menurut kesepakatan CRC (Convention on the Rights of the Child) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi, termasuk HIV/AIDS dan narkoba. Dan dilindungi secara fisik maupun mental. Tetapi kenyataan bertolak belakang dengan kesepakatan tersebut. Karena BNN (Badan Narkotika Nasional) telah menemukan anak usia 7 yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan atau uap yang dihirup. Lalu anak usia 8 tahun sudah memakai ganja. Dan di usia 10 tahun, anak-anak sudah menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya. (lihat dedihumas.bnn.go.id, 2013)



Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Banyak faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja. Tetapi yang paling sering menjadi alasan adalah kegagalan yang dialami dalam hidup seseorang, yaitu adanya perpecahan dalam keluarga yang menjadi salah satu penyebab kehidupan seseorang menjadi berantakan. Hal ini menimbulkan perasaan sedih, kacau, dan kecewa yang amat mendalam baginya. Hingga ia merasa dirinya tidak berguna lagi di dunia ini lalu timbul perasaan ingin lari dari kehidupannya yang telah hancur. Oleh sebab ini, mereka kemudian mencari cara agar bisa menghindar dan melupakan masalahnya. Melihat narkoba yang mampu membawa konsumennya menjadi pribadi baru dalam sekejap, tak ayal jika narkoba menjadi pelampiasan yang tepat.
Selain itu, lingkungan yang tidak sehat dan jarang mendapatkan siraman agama juga sangat berpengaruh pada tindakan penyalahgunaan narkoba. Lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukan karakter manusia. Lingkungan yang buruk akan memberi dampak buruk pula dalam perkembangan individu itu sendiri. Dan dengan adanya siraman agama, dapat menumbuhkan kesadaran beragama dan penyebaran informasi tentang  hal-hal yang positif dan bermanfaat kepada para remaja. Karena, pada zaman sekarang ini sedikit sekali remaja yang sadar jika siraman agama itu penting untuk mengendalikan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka melakukan tindakan yang cenderung negatif, sembrono, dan jauh dari landasan agama, serta tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. (lihat bayu96ekonomos.wordpress.com, 2012)

Dampak
Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan syaraf sehingga dapat  menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan kesadaran. Juga mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan.Pemakaian narkoba secara umum dan psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh.
Efek yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Depresan, yaitu menekan sistem-sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan seperti morphin dan heroin atau putaw; 2) Stimulan, stimulan ini membuat rangsangan untuk fungsi tubuh sehingga dapat meningkatkan gairah serta kesadaran. Jenis stimulan ini antara lain: kafein, kokain, dan amphetamin (ekstasi dan shabu); 3) Halusinogen, efek utama yang ditimbulkan adalah mengakibatkan halusinasi. Halusinogen ini kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Ada juga yang diramu di laboratorium misalnya LSD tetapi yang paling banyak dipakai adalah ganja. (lihat belajarpsikologi.com)
Menurut BNN (dalam A.Widodo, 2009) dampak penyalahgunaan narkoba antara lain: 1) Gangguan kesehatan jasmani: terganggunya fungsi organ tubuh vital seperti hati, jantung, paru, otak dan lain-lain; 2) terserang penyakit menular karena pemakaian jarum suntik bergantian contohnya hepatitis B/C, HIV/AIDS; 3) Overdosis yang menyebabkan kematian, ketergantungan, dan menyebabkan gejala sakit jika pemakaiannya dihentikan atau dikurangi, serta meningkatkan jumlah narkoba yang dikonsumsi; 4) Terjadi gangguan kesehatan jiwa (gangguan perkembangan mental-emosional, paranoid); 5)Gangguan dalam kehidupan keluarga, sekolah dan sosial seperti pertengkaran, masalah keuangan, putus sekolah, menganggur, kriminalitas, dipenjara, dikucilkan dan lain-lain.
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis. Karena akan terjadi kerusakan pada sistem syaraf pusat dan organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dan dampaknya pada tubuh tergantung jenis narkoba yang dipakai. Kondisi tubuh juga berpengaruh terhadap dampak yang timbul. Berikut akan dijelaskan apa saja dampak yang ditimbulkan narkoba secara umum. 1) Dampak fisik, terjadi gangguan pada organ-organ vital pengguna narkoba bahkan bisa berakibat fatal; 2) Dampak psikis, pecandu narkoba akan terlihat ceroboh, sering tegang dan gelisah, apatis, pengkhayal, penuh curiga, menjadi ganas, bertingkah laku brutal, sulit berkonsentrasi, merasa kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri, merasa tidak aman, bahkan ada keinginan untuk bunuh diri; 3) Dampak sosial, terjadi gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan, menjadi beban keluarga, pendidikan menjadi terganggu sehingga menyebabkan masa depan menjadi suram. (lihat belajarpsikologi.com, 2013)
Dampak fisik, psikis dan sosial sangat berhubungan erat. Ketergantungan narkoba akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada  waktunya). Lalu akan merangsang munculnya keinginan yang sangat kuat untuk kembali mengkonsumsi narkoba. Keadaan ini yang membuat mereka untuk berbuat apapun dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan narkoba kembali. Seperti membohongi orang tua, mencuri, merampok, dan lainnya yang membuat masyarakat panik. Tindakan ini sangat merugikan masyarakat sekitar. Masyarakat menjadi takut, resah, dan merasa tidak aman.

Pencegahan
Karena peredaran narkoba yang semakin meluas, perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dilakukan sedini mungkin agar remaja dapat menangkal pengaruh dari ajakan teman demi terbentuknya generasi penerus yang sehat, cerdas, dan jauh dari narkoba.  Oleh karena itu, peran serta orang tua sangat dibutuhkan. Karena pendidikan dalam keluarga merupakan sekolah pertama pada anak sebeum ia terjun ke masyarakat. Adanya komunikasi yang baik dalam keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Keluarga yang harmonis akan membuat anak merasa nyaman dan ia akan patuh terhadap nasehat orang tua. Sehingga orang tua mudah dalam mengontrol pergaulan anaknya. Dengan begitu, akan meminimalisir pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan anak.
Peran serta masyarakat, pendidikan sekolah, dan pemerintah pun tak kalah penting dalam upaya menghalau narkoba masuk dalam lingkup pergaulan kita. Adanya kontrol sosial oleh masyarakat, guru, dan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya pencegahannya.
Namun yang paling penting adalah kendali pada diri kita masing-masing. Mampu atau tidaknya kita dalam membentengi dan menyeleksi pergaulan yang baik atau tidak. Peran orang tua, masyarakat, sekolah, dan pemerintah tidak ada artinya bila kita tidak mampu menarik diri dari pergaulan yang kurang sehat. Intinya jangan pernah terpancing dengan bujukan teman untuk mencoba narkoba. (lihat blogforilmu.blogspot.com, 2012)


4.      Kesimpulan
Pengguna narkoba yang sebagian besar berada pada usia remaja, yaitu usia 15 hingga 25 tahun. Oleh karena itu peran serta orangtua sangat diperlukan dalam pencegahan mengingat pendidikan keluarga merupakan sekolah pertama sebelum ia terjun ke masyarakat.
Remaja diharapkan mampu menyaring mana lingkungan yang baik untuk bermain dan mana yang tidak. Sebenarnya berada di lingkungan yang kurang baik tidak apa-apa karena usia remaja adalah usia yang membutuhkan banyak pengalaman agar bisa berhati-hati dalam menjalani kehidupan dewasanya nanti sehingga tidak menyesal dikemudian harinya. Asalkan kendali diri masih dipegang erat.
Melihat dampak yang ditimbulkan narkoba begitu tragis, pembaca diharapkan dapat menjauhi dan dituntut untuk tidak menyentuh benda haram ini dan juga menghindari rokok, karena rokok bersifat seperti narkoba yaitu dapat menyebabkan kecanduan sehingga rokok dianggap sebagai pintu awal masuknya narkoba.


Referensi Media Massa
Abdul, R. 2012. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja.  Diunduh di http://blogforilmu.blogspot.com/2012/07/faktor-penyebab-penyalahgunaan-narkoba.html tanggal 21 Oktober 2013
Haryanto. 2012. Dampak Penyalahgunaan Narkoba. Diunduh di http://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba/ tanggal 21 Oktober 2013
Pramutoko, B. 2012. Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja. Diunduh di      http://bayu96ekonomos.wordpress.com/artikel-artikel/artikel-kesehatan/penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-remaja/ tanggal 30 September 2013
Widodo, A. 2009. Peningkatan Keterampilan Pencegahan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja di Desa Gonilan Sukoharjo. Diunduh di http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/1156 tanggal 5 November 2013